-->

PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKIS PADA MASA BAYI DAN KANAK-KANAK AWAL



A.    Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan,dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif,melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material,melainkan pada segi fungsional.
Menurut yusuf syamsu,perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya ataukematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis,progesif dan berkesinambungan,baik yang menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
     Adapun menurut oemar hamalik,perkembangan merujuk kepada perubahan yang progresif dalam organisme bukan saja perubahan dalam segi fisik (jasmaniah) melainkan dalam segi fungsi,misalnya kekuatan dan koordinasi.
     Dengan demikian perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif daripada fungsi-fungsi.dikatakan sebagai perubahan fungsi-fungsi karena perubahan ini disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu.[1]
B.     Pengertian Perkembangan Masa Bayi
Masa bayi adalah periode perkembangan yang terus terjadi dari lahir sampai sekitar usia 18 hingga 24 bulan. Masa bayi merupakan waktu ketergantungan yang ekstrim terhadap orang dewasa. Banyak aktifitas psikologis baru dimulai seperti kemampuan berbicara,mengatur indera-indera dan tindakan fisik,berfikir dengan simbol,dan meniru dan belajar dari orang tua.[2]


C.    Perkembangan Fisik Pada Masa Bayi
Anak pada tahun pertama kelahiran, pertumbuhan fisiknya berlangsung secara cepat. Sampai denagn umur satu tahun anak-anak yang sehat dan cukup gizi mengalami kenaikan panjang badan sebesar 50% dan berat badan hampir 200%. Sejak kelahiran sampai enam bulan pertama laju pertumbuhan lebih cepat dibandingkan masa selanjutnya. Selama enam bulan pertama, bayi dari kelompok dengan budaya dan tingkat sosial yang sama tumbuh lebih seragam dalam hal panjang dan berat badan. Namun setelah enam bulan, bayi dari keluarga berada tumbuh lebih cepat karena gizi yang lebih baik dan standar kesehatan tinggi. Setelah memasuki tahun kedua, terjadi kelambatan pertumbuhan, diikuti oleh kenaikan yang tetap  dan hampir linear dari tinggi dan berat sampai saat remaja.[3]
Perkembangan fisik (alat indra) bayi dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu:
1.      Perkembangan penglihatan
Pada umumnya indera anak yang baru lahir, belum dapat menerima perangsang. Matanya terbuka dan berkedip automatis dengan gerak refleksi, tapi sebenarnya belum dapat menerima rangsang cahaya. Baru pada bulan ketujuh, si bayi dapat mengikuti sesuatu yang didekat matanya, dengan memalingkan kepalanya.
2.      Perkembangan pendengaran
Hanya dengan waktu kurang lebih 2 jam sesudah lahir, si bayi telah dapat mendengar. Yaitu sejak cairan yang berasal dari lubang telinga, keluar. Ini dapat dilihat bahwa ia telah dapat mereaksikan terhadap getaran suara, sekalipun reaksinya itu belum mengandung arti tertentu. Kepekaan menerima rangsang suara, rupa-rupanya yang paling cepat dimilikinya suara yang keras menimbulkan reaksi jejut dan suara yang lembut diterima dengan reaksi yang tenang.
3.      Perkembangan perasa kulit
Kepekaan menerima rangsang kulit, terdapat pada bilangan dan telapak kakinya. Anak lebih peka terhadap rangsang dingin daripada rangsang panas. Yang sangat minta perhatian yaitu perasa sakitnya. Dengan rangsang ujung jarum dimanapun, nampak belum ada reaksi.
4.      Perkembangan pembau
Terhadap rangsang bau lembut, anak mereaksi positif dan bau keras, anak mereaksi negatif, dengan memalingkan kepalanya. Bila ia membau susu ibunya, ia mereaksi dengan gerak mencari-cari dengan memaling-malingkan kepalanya.
5.      Perkembangan perasa lidah
Dalam perkembangan perasa lidah, si bayi tidak jauh berbeda dengan keadaan orang dewasa. Anak pada umumnya lebih senang rasa manis dari pada rasa asin, rasa asam dan rasa pahit, kebanyakan ditolaknya.[4]
Perkembangan fisik (motorik) bayi yang baru lahir dapat menunjukkan beberapa variasi refleksi motorik yang kompleks. Beberapa diantaranya dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Bayi akan mengikuti cahaya yang bergerak dengan mata mereka, mengisap puting susu yang dimasukkan ke dalam mulut, menengok pada sentuahn ujung mulut, dan menggenggam barang yang diletakkan di telapak tangannya, kemampuan untuk duduk, berdiri dan berjalan contoh pengaruh proses kematangan terhadap perkembangan.setiap kecakapan terjadi secara berurutan selama tahun ke2 dan ke3 yang pertama dalam hidupnya, sebagai akibat penggunaan anggota badan anak dalam koordinasi dengan proses kematangan jaringan saraf tertentu dan pertumbuhan tulang serta otot.



Adapun beberapa perkembangan motorik anak bisa lihat dari beberapa hal, yaitu:
1.      Duduk
Walaupun bayi yang baru lahir tidak dapat duduk tanpa dibantu, kemampuan ini berkembang sejak dini. Bayi usia 4 bulan mampu duduk dengan dibantu selama satu menit, dan pada usia 9 bulan kebanyakan bayi dapat duduk tanpa dibantu selama 10 menit atau lebih.
2.      Merangkak dan merayap
Walaupun ada perbedaan individual antara masa bayi ketika mulai merangkak dan merayap, semua anak yang diperbolehkan bergerak di tanah cenderung mengikuti urutan yang sama. Usia rata-rata untuk dapat merangkak (bergerak dengan peryt terletak pada lantai) kurang lebih 9 bulan; merayap dengan tangan dan lutut terlihat sekitar 10 bulan. Seorang bayi dapat melewati satu atau lebih tahap-tahap dala perkembangan, namun kebanyakan anak melalui sebagian besar tahap tersebut.
3.      Berdiri dan berjalan
Kemampuan anak berjalan dibangun oleh suatu pencapaian hasil sebelumnya. Seperti dalam berbagai aspek perkembangan, usia di mana hasil ini di capai meliputi batasan yang luas. Usia median untuk mencaba berdiri sampai pada posisi tegak dan berdiri sambil berpegangan pada perabot ialah antara 9-10 bulan. Rata-rata anak berdiri sendiri pada usia 11 bulan, berjalan dengan dituntun satu tangan pada usia 1 tahun, dan dapat berjalan sendiri, walaupun dengan kesulitan, pada sekitar usia 13 bulan. Pada usia 18 bulan seorang anak dapat naik dan turun tangga tanpa bantuan (dan biasanya tidak terjatuh) dan dapat menarik mainan sepanjang lantai. Pada ulang tahun kedua, seorang anak dapat mengambil obyek lantai tanpa terjatuh dan dapat berlari serta berjalan mundur.[5]

D.    Perkembangan Psikis Pada Masa Bayi
Adapun perkembangan psikis pada masa bayi adalah sebagai berikut:
1.      Perkembangan Bicara
Bicara merupakan sarana berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, minimal ada dua ketrampilan yang perlu dikuasai; kemampuan menangkap ‘pesan’ dari orang lain dan kemampuan menyampaikan ‘pesan’ kepada orang lain. Komunikasi ini diungkapkan dalam berbagai macam bahasa: lisan, tertulis, bahasa isyarat tangan, mimik, dsb. Tugas pertama dalam berkomunikasi adalah memahami maksud orang lain dan menyampaikan maksud mereka dalam bentuk kata-kata sesuai dengan tahap perkembangannya. Sampai dengan usia 18 bulan bayi masih membutuhkan penguatan bahasa isyarat baik dengan tangan, mimik muka, serta gerak tubuh untuk memahami komunikasi.
Tugas kedua dalam berkomunikasi adalah belajar berbicara. Karena belum mampu berbicara, bayi mengembangkan pola komunikasi dengan cara mereka sendiri yang disebut bentuk-bentuk prabicara (menangis, mengoceh, isyarat dan pengungkapan emosi). Jika bentuk komunikasi prabicara ternyata menjadi pengganti bicara dan ternyata memuaskan, maka motivasi bayi/anak kecil untuk belajar bicara menjadi menurun.
Setidaknya ada tiga tugas yang cukup sulit dalam belajar berbicara pada bayi. Bayi belajar mengucapkan kata-kata, menggunakan kosa kata dan menghubungkan artinya agar dapat menyampaikan maksudnya kepada orang lain, kemudian menggabungkan kata-kata menjadi kalimat yang dimengerti orang lain.


Ada beberapa tugas yang terlibat dalam belajar bicara
Pengucapan
Bayi belajar mengucapkan kata-kata dengan coba-coba dengan meniru orang dewasa. Banyak kata yang kurang berarti sampai dengan usia 18 bulan, tapi setelah itu akan terlihat perkembangan yang mencolok.
Kosa
kata
Kosa kata ini meningkat dengan bertamabahnya usia. Pertama diawali dengan nama orang dan benda, kemudian kata kerja.
Kalimat
Kalimat bayi yang pertama muncul biasa terjadi diantara usia 12 dan 18 bulan, yang terdiri satu kata dan disertai isyara
2.      Pola Emosi Pada Bayi
Pola emosi pada bayi didominasi dengan emosi menyenangkan dan emosi yang tidak menyenangkan. Bayi yang mendapat perawatan fisik yang memadai, mendapatkan kasih sayang dari orang-orang di sekitarnya akan menunjukkan emosi senang. Sedangkan kondisi sebaliknya membuat bayi menunjukkan emosi tidak senang, sering menangis karena marah atau takut, dalam kondisi tertentu menjadikan bayi tidak bahagia atau bahkan sakit-sakitan. Kondisi yang demikian juga mempengaruhi kebahagiaan orangtua atau orang-orang di sekitarnya. Dalam kondisi tertentu, orangtua menjadi tidak sabar, merasa proses merawat bayi menjadi beban bagi mereka, reaksi emosi tidak senang atau tidak sabar dari orangtua ini selanjutnya juga berpengaruh terhadap emosi bayi.
3.      Perkembangan Bermain
Ada beberapa pola bermain yang umum dari masa bayi:
a.       Sensomotorik, merupakan bentuk permainan yang paling awal yaitu dengan gerakan mengangkat tubuh, menendang, bergoyang-goyang, menggerakkan jari jemari, berceloteh dan berguling.
b.      Menjelajah, baik dengan menjelajahi bagian-bagian tubuhnya maupun benda-benda yang ada di sekitarnya.
c.       Meniru, menginjak tahun kedua bayi mulai meniru gerakan-gerakan orang di sekitarnya seperti membaca, menyapu, dll.
d.      Berpura-pura, pada tahun kedua bayi memberikan sifat hidup pada bendakesayangan dan mainannya.
e.       Permainan, sebelum berusia satu tahun bayi sudah menyukai permainan sembunyisembunyian, ciluk-ba, dsb., yang dilakukan dengan orang dewasa atau kakakkakaknya.
f.       Hiburan, bayi senang diceritai, dinyanyikan dan dibacakan dongeng.
4.      Kebahagiaan dalam Masa Bayi
Tahun pertama kehidupan dipandang sebagai masa yang paling bahagia sepanjang rentang kehidupan. Hal ini disebabkan ketergantungan bayi menarik perhatian anak yang lebih besar, ibu atau orang dewasa tertarik menggendong atau memenuhi segala kebutuhannya, bahkan membiarkannya menangis atau beberapa perilaku mengganggu lainnya. Ada beberapa sebab-sebab ketidakbahagiaan selama masa bayi, misalnya kesehatan yang buruk (membuat bayi rewel dan mudah marah), tumbuhnya gigi (rasa tidak enak atau kadang-kadang rasa sakit menyebabkan anak rewel dan mudah marah), keinginan mandiri (dengan menolak bantuan orang lain atau bahkan mogok), kecewa akan peran orangtua, permulaan disiplin, penganiayaan anak, dan meningkatnya kebencian antarsaudara (sibling rivalry).[6]
5.      Perkembangan Sosialisasi
Pengalaman sosial pada masa ini banyak mempengaruhi pola hubungan sosial dan pola perilaku di masa depan. Hanya ada sedikit bukti bahwa sikap sosial dan antisosial merupakan sikap bawaan. Bahkan seseorang menjadi introvert atau ekstrovert lebih banyak dipengaruhi pengalaman-pengalamam sosial awal, dimana ha lini banyak terjadi dalam rumah. Alasan lain mengapa dasar-dasar sosial pada masa ini penting adalah sekali terbentuk cenderung akan menetap pada masa-masa berikutnya. Bayi yang banyak menangis cenderung menjadi anak yang agresif atau mencari perhatian. Sebaliknya bayi yang ramah dan bahagia biasanya memiliki penyesuaian sosial yang lebih baik pada masa besarnya nanti. Perlu dicatat bahwa mungkin saja dilakukan perubahan, tetapi tidaklah mudah mengadakan perubahan pada pola perilaku yang sudah menetap.
Reaksi sosial kepada orang dewasa (Hurlock, 1980)
2-3 bulan: mampu membedakan manusia dan benda mati, tahu bahwa manusialah yang memenuhi segala kebutuhannya, tidak suka ditinggal sendiri, tidak menunjukkan rasa suka terhadap satu orang tertentu.
4-5 bulan: bayi suka digendong oleh siapa saja, memberi reaksi yang berbeda terhadap wajah yang tersenyum, suara yang ramah, atau suara yang menunjukkan kemarahan.
6-7 bulan: mampu membedakan “teman” dan “orang asing” sehingga menunjukkan reaksi tersenyum kepada teman, dan menunjukkan rasa takut kepada orang asing.Sudah ada keterikatan yang kuat terhadap ibu atau pengganti ibu.
8-9 bulan: mencoba meniru kata-kata, isyarat atau gerakan sederhana dari orang lain.
12 bulan: bayi bereaksi terhadap larangan.
16-18 bulan: muncul negativisme dalam bentuk keras kepala dan tidak mau mengikuti permintaan atau perintah orang dewasa, bisa berupa perilaku menarik diri atau ledakan amarah.
22-24 bulan: mulai bekerjasama dalam kegiatan rutin seperti makan, berpakaian dan mandi.
Reaksi sosial terhadap bayi lain
4-5 bulan: menarik perhatian bayi lain dengan menggerakkan badan, bermain ludah, menendang atau tertawa.
6-7 bulan: tersenyum pada bayi lain dan menunjukkan minat pada tangisan bayi lain.
9-13 bulan: mencoba memegang pakaian dan rambut bayi lain, mencoba bekerjasama dalam bermain, tetapi bingung jika mainannya diambil bayi lain.
18-24 bulan: berminat bermain dengan bayi lain, menggunakan mainan untuk membentuk hubungan sosial.[7]
E.     Pengertian Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal
Masa kanak-kanak awal merupakan periode perkembangan yang terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar usia 5 atua 6 tahun; kadang periode ini disebut tahun-tahun prasekolah. Selama waktu tersebut, anak kecil belajar menjadi mandiri dan merawat diri sendiri, mereka mengembangkan keterampilan kesiapan sekolah (mengikuti perintah, mengenali huruf), dan mereka menghabiskan berjam-jam untuk bermain dengan teman sebaya. Kelas satu sekolah dasar biasanya menandai akhir periode ini.[8]
Pada masa ini, pertumbuhan fisik berjalan terus. Pertumbuhan tidak sama dengan bertambahnyabesra tubuh secara beraturan, melainkan suatu penambahan yang serasi, sehingga anak merupakan suatu kesatuan yang utuh. Perkembangan gerakan berubah menjadi lebih luwes. Kemampuan berbicara bertambah maju dan perbendaharaan kata bertambah banyak. Anak sudah bisa berjalan dan berbicraa, maka lingkungan sosial bertambah luas karena ia bermain dengan teman-teman diluar lingkungan keluarganya. Pada masa anak, terlihat arah perkembangan dari suatu otonomi keinisiatif, timbul keinginan-keinginan baru. Pada akhir masa ank, ia sudah mulai mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri. Belajar memakai tanagn kanan, melalui latihan-latihan sudah dimulai pada masa bayi dan diteruskan pada masa pra sekolah sampai bisa menulis dengan tangan kanan. Perkembangan motorik dam ketermpilan lainnya diperoleh melalui proses kematangan dan latihan. Tanpa belajar dan latihan mempergunakan ketermpilannya maka perkembanagnnya tidak akan mencapai kemajuan.[9]
F.     Perkembangan Fisik Masa Kanak-kanak Awal
Pada masa perkembangan fisik ini, proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata tinggi anak sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg. Adapun pada usia lima tahun tinggi anak mencapai 100-110 cm, pertumbuhan otak pada usia ini sudah mencapai 75% dari orang dewasa, sedangkan pada umur enam tahun mencapai 90%.[10]Perbandingan tubuh Postur tubuh berubah dari penampilan postur tubuh bayi menjadi, wajah kecil dengan dagu lebih jelas, leher lebuh panjang, bentuk tubuh kerucut, perut rata, dada sudah mulai bidang dan rata, bahu lebih luas dan persegi, lengan dan kaki lebih panjang dan lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar. Perbedaan postur tubuh pada masa kanak-kanak lebih jelas; ada yang gemuk lembek (endomorfik), ada yang kuat dan berotot (mesomorfik), dan relatif kurus (ektomorfik).  Tulang dan otot Tingkat pengerasan otot bervariasi pada bagian-bagian tubuh sesuai hukum perkembangan otot. Otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat sehingga anak terlihat lebih kurus tetapi berat badan bertambah. Lemak Anak-anak yang cenderug endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya daripada otot. Anak yang cenderung mesomorfik lebih cenderung lebih banyak jaringan otot daripada lemak. Dan yang tubuh cenderung ektomorfik mempunyai otot yang kecil dan sedikit jaringan lemaknya. Gigi Selama empat sampai enam bulan pertama dari masa kanak-kanak, empat gigi geraham terakhir muncul, diikuti gigi bayi tanggal dan gigi permanen tumbuh. Yang pertama tanggal adalah gigi bayi yang pertama tumbuh yaitu gigi seri tengah. Bila masa awal kanak-kanak berakhir, pada umumnya bayi mempunyai satu atau dua gigi tetap didepan dan mempunyai beberapa celah untuk memungkinkan gigi akan muncul.[11]
Adapun perkembangan motorik masa kanak-kanak awal mencangkup  motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar diperlukan untuk keterampialn menggerakkan dan menyeimbangkan tubuh. Pada usia ini anak masih menyukai gerakan-gerakan sederhana seperti melompat, meloncat dan berlari. Sedangkan motorik halus meliputi perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik; seperti menulis, melipat, merangkai, mengancingkan baju, menggunting dan sebagainya.[12]
G.    Perkembangan Psikis Masa Kanak-kanak Awal
     Adapun perkembangan psikis masa kanak-kanak awal adalah sebagai berikut:
1.      Kemampuan berbicara
Awal masa kanak-kanak merupakan saat dimana penguasaan tugas pokok dalam belajar berkembang pesat, yaitu menambah kosa kata, menguasai pengucapan kata-kata, dan menggabungkan kata-kata menjadi kalimat. Dalam penguasaan pengucapan kata-kata, anak-anak masih sulit mengucapkan huruf z, w, d, s, g, r, k dan kombinasi huruf seperti st, str, dr, fl. Anak usia dua tahun sudah mulai bisa membentuk kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata benda. Anak tiga tahun sudah mampu membentuk kalimat yang terdiri dari enam sampai delapan kata.
2.      Perkembangan sosialisasi
SosialisasipadaAwalMasaKanak-kanak
Masa ini disebut sebagai masa prakelompok, dimana dasar sosial diletakkan dengan semakin meningkatnya hubungan anak dengan teman-teman sebayanya. Anak yang lebih menyukai interaksi dengan manusia daripada dengan benda akan mengembangkan pola hubungan sosial yang lebih baik di masa depan, dan biasanya menjadi lebih populer daripada anak yang interaksi sosialnya terbatas. Pada masa ini umumnya anak lebih menyukai berteman dengan sesama jenis kelamin daripada dengan lawan jenis. Pada usia 2-3 tahun anak bermain dengan teman-temannya tetapi bermain sendiri, yang dikenal dengan bermain sejajar (Havighurst, 1980). Kadang kalaupun terjadi kontak, lebih cenderung pada perkelahian daripada kerjasama. Selanjutnya anak bermain asosiatif, yaitu anak terlibat dalam kegiatan yang menyerupai permainan anak lain. Semakin meningkat kontak sosial, anak dapat bermain kooperatif dimana masing masing anggota kelompok salingberinteraksi.[13]
3.      Perkembangan bermain
Permainan tidak bisa dipisahkan dari dunia anak. Dan merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa ini. Bentuk-bentuk permainan yang biasa dilakukan anak pada periode ini adalah :
a.       Memasuki tahun kedua, anak suka bermain sendirian
b.      Akhir tahun ketiga, anak mulai bermain dengan anak lain
c.       Pada tahun keempat, anak-anak cenderung bermain pada kelompok khusus dalam permainan imajinatif  dan bangunan
d.       Pada usia kelima, anak menyukai permainan yang memungkinkan untuk saling mengungguli
4.      Perkembangan emosi
Emosi yang meninggi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal. Penyebab emosi ini adalah akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang, dan makan terlalu sedikit. Di antara beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain ; kecerdasan, anak yang cerdas lebih aktif dalam menjelajahi lingkungannya dan lebih banyak bertanya daripada anak yang kecerdasannya lebih rendah. Perbedaan seks, dalam emosi terutama karena tekanan sosial untuk mengungkapkan emosi sesuai dengan kelompoknya. Besarnya keluarga juga sangat mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri hati. Lingkungan sosial rumah memainkan peranan yang penting dalam menimbulkan sering dan kuatnya rasa marah anak-anak, misalnya bila ada tamu di rumah. Jenis disiplin dan metode latihan anak juga mempengaruhi frekuensi dan intensitas ledakan amarah anak. Semakin orang tua otoriter, semakin besar kemungkinan anak bereaksi dengan amarah.Emosi yang umum pada awal masa kanak-kanak adalah, Amarah, Takut, Cemburu, Ingin tahu, Iri hati, Gembira, Sedih, dan Kasih sayang.[14]



















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
     Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif daripada fungsi-fungsi.dikatakan sebagai perubahan fungsi-fungsi karena perubahan ini disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu.
Masa bayi adalah periode perkembangan yang terus terjadi dari lahir sampai sekitar usia 18 hingga 24 bulan perkembangan fisik bayi pada tahun pertama kelahiran,berlangsung secara cepat. Sampai dengan umur satu tahun anak-anak yang sehat dan cukup gizi mengalami kenaikan panjang badan sebesar 50% dan berat badan hampir 200%. Sejak kelahiran sampai enam bulan pertama laju pertumbuhan lebih cepat dibandingkan masa selanjutnya sedangkan pertumbuhan psikis bayi ditandai dengan berusaha menirukan ucapan ibunya, emosinya cenderung takut untuk ditinggal ibunya dan lain sebagainya.
Masa kanak-kanak awal merupakan periode perkembangan yang terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar usia 5 atua 6 tahun. Pada masa perkembangan fisik ini, proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata tinggi anak sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg. Adapun pada usia lima tahun tinggi anak mencapai 100-110 cm, pertumbuhan otak pada usia ini sudah mencapai 75% dari orang dewasa, sedangkan pada umur enam tahun mencapai 90%.Sedangkan perkembangan psikis masa kanak-kanak ditamdai dengan sudah lancarnya berbicara, lebih senang bermain dengan teman sebayanya, lebih cenderung emosi, dan memulai belajar untuk mandiri seperti makan sendiri.


[1]Ahmad Susanto,Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,2011), hal19-20
[2]John W. Santrock, Perkembangan Anak,(Jakarta: Erlangga,2007), hal 19
[3]Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal 25
[4]Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan,(Surabaya: Aksara Baru, 1984), hal 8-9
[5]Paul Henry Mussen, John Janeway Conger, Jerome Kagan,Perkembangan dan Kepribadian Anak,(Jakarta: Erlangga, 1998), hal 75-79
[6]Febri, “Perkembangan Bayi dan Balita Secara Psikis”, artikel ini diakses pada tanggal 5 april 2013 dari http://bidanshop.blogspot.com
[7]Elizabeth B. Hurlock,Perkembangan Anak, ( Jakarta: Erlangga,   ), hal 259-260
[8]John W. Santrok,Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), hal19-20
[9] Singgih d. Gunarsa, Psikologi Praktis: Anak,Remaja dan Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), hal 8-9
[10] Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011), hal 33
[11] Djavanesia, “Awal Masa Kanak-Kanak”, artikel ini diakses pada tanggal 5 april 2013 dari http://djavanesia.wordpress.com

[12] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal 23
[13] Djavanesia, “Awal Masa Kanak-Kanak”, artikel ini diakses pada tanggal 5 april 2013 dari http://djavanesia.wordpress.com
[14] Mahmud, “Masa Kanak-kanak Awal(Perkembangan Psikososial)”, artikel ini diakses pada tanggal 5 april 2013 dari http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com