Sejarah Filsafat : Yunani Kuno sampai modern
PERIODESASI FILSAFAT
Pembagian secara periodisasi filsafat barat adalah zaman kuno,
zaman abad pertengahan, zaman modern, dan masa kntemper. Banyak sekali Aliran
yang muncul dan berpengaruh terhadap pemikiran filsafat seperti Positivisme,
Marxisme, Eksistensialisme, Fenomenologi, Pragmatisme, empirisme dan
rasinalisme
Periode filsafat Yunani merupakan periode
penting sejarah peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola
pikir manusia dari mite-mite menjadi yang lebih rasional. Pola pikir mite-mite
adalah pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan
fenomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap
fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya.
Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi
dianggap sebagai aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam yang terjadi secara
kausalitas.
A. YUNANI KUNO
Dalam mendalami
aliran filsafat yang muncul pada masa yunani kuno, penulis akan membaginya menjadi dua kelmpk besar yakni masa Pra-Skrates
dan masa skrates
1)
Masa
Pra-Sokrates
Tokoh-tokohnya
pada masa ini dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Karena fkus
mereka adalah mencari unsur induk (arche) yang dianggap asal dari segala
sesuatu. Sehingga dapat
dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang
menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli
filsafat teresbut. Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal dari mana
terjadinya alam, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat
maju, rasioanl dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima
begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya,
tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak orang cukup puas
menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang. Menurut Thales arche itu air, Anaximandros berpendapat arche itu “yang
tak terbatas” (to apeiron). Anaximenes arche itu udara, Pythagoras arche itu
bilangan, Heraklitos arche itu api, ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu
itu terus mengalir (panta rhei). Parmenedes mengatakan bahwa segala sesuatu itu
tetap tidak bergerak.
2)
Masa Sokrates
Perhatian masa Pra-Sokrates adalah alam atau kosmos.
Pada masa sesudahnya, yakni sokrates, perhatian bergeser pada manusia sehingga
dapat dikatakan pada masa Sokrates terjadi pembumian filsafat atau membumikan
filsafat.
Adapun yang
dimaksud para filosuf yang termasuk dalam peride ini adalah, Socrates, Plato,
dan Aristoteles.
1.
SOCRATES (469 - 399 SM)
Socrates adalah filusuf
yunani yang hidup dalam abad ke-4 SM {wafat 390 SM}. Ia dikenal sebagai
prajurit yang gagah berani. Socrates mengarahkan perhatiannya kepada manusia
sebagai objek pemikiran filsafatnya. Sejak muda Socrates telah terlihat sifat
ke bijaksanaannya, karena selain ia cerdas juga pada setiap perilakunya di
tuntut oleh suara bathin yang selalu membisikan dan menuntun ke arah keutamaan
moral. Peran socrates dalam mendobrak pengetahuan sejati sangat penting
mencapai keseluruhan.
Adapun falsafah pemikiran
Socrates diantaranya ia menyatakan adanya kebenaran objektif. Faham efeknya
merupakan kelamjutan dari metode yang ia temukan {Induksi dan definsi}.
Sayangnya Socrates tidak pernah menulis pemikiran falsafahnya sendiri . Pada tahun 400 atau 399 Socrates diadili oleh para pemimpin demokrasi
baru. Tuduhan yang dibacakan di depan pengadilan raja Archon adalah bahwa: Socrates
tidak menyembah allah-allah yang disembah negara, tapi memperkenalkan
praktik-praktik agama yang baru, dan Socrates merusak kaum muda. Atas
kesalahan-kesalahan tersebut Socrates dituntut hukuman mati.
2.
PLATO (427 - 347 SM)
Plato adalah pengikut Socrates,
ia lahir di athena dengan nama asli Aristoteles. Ia belajar filsafat dari
socrates, pythagoras, Heracleitus dan Elia. Sebagaimana Socrates. Ia menggunakan metode dialog untuk mengantarkan
filsafatnya. Namun kebenaran umum {Definisi} menurutnya bukan dibuat dengan
cara dialog yaitu Induktif sebagaimana cara yang digunakan socraters,
pengertian umum {difenisi} menurut plato sudah tersedia di sana di alam idea.
Menurut pemikiran
falsafahnya, dunia lahir adalah dunia pengalaman yang selalu berubah-ubah dan
warna-warni. Semua itu adalah bayangan dari dunia idea, sebagai bayangan,
hakikatnya hanyalah tiruan dari yang asli yaitu idea. Karenanya maka dunia
pengalaman ini berubah-ubah dan bermacam-macam, sebab hanyalah merupakan tiruan
yang tidak sempurna dari ideanya yang sifatnya bagi dunia ini semua ada
contohnya yang idea di dunia idea sana {dunia idea}.
Hal yang penting juga
untuk diketahui dari filsafat plato adalah pemikiran dia tentang negara.
{menurutnya bahwa dalam tiap-tiap negara} {segala golongan dan segala
orang-orang adalah alat}{semata-mata untuk kesejahteraan semuanya.}
3.
ARISTOTELES
Aristoteles lahir di Stageira, Yunani Utara. Ayahnya
seorang dokter pribadi raja Macedonia. Ketika berusia 18 tahun ia belejar
filsafat pada Plato di Athena. Setelah Plato meninggal, ia mendirikan sekolah
Assos. Ia kemudian kembali ke Macedonia dan menjadi pendidik pangeran Alexander
Agung. Ketika Alexander Agung meninggal pada thun 323, timbullah huru hara.
Aristoteles dituduh sebagai penghianat. Dia lari ke Khalkes dan meninggal dunia
di situ pada tahun 322.
Adapun ajaran-ajaran Aristoteles ialah logika,
filsafat alam, psikologi, biologi, metafisika, etika, politik dan ekonomi.
Tentang logika, ia mengajarkan proses pengambilan
kesimpulan yang disebut silogisme, yang terdiri dari pernyataan dalam bagian
mayor (dalil umum), minor (dalil khusus), kesimpulan.
Aristoteles menyebut jiwa dengan psykhe. Menurut
Aristoteles, bukan hanya manusia yang mempunyai jiwa, tapi semua yang hidup
mempunyai jiwa.
Aristoteles menolak dualisme Plato. Karena menurut
dia, jiwa dan tubuh adalah dua aspek berbeda dari substansi yang sama yakni
manusia. Pada manusia tidak ada dua substansi seperti pada ajaran Plato.
Menurut Aristoteles, jiwa akan binasa pada saat
kematian badan. Jiwa manusia, seperti jiwa tumbuhan dan hewan, tidak bersifat
kekal.
B. MASA HELLENISME DAN ROMAWI
1)
Stoisme
Menurut paham
ini jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut “logos”. Oleh karena
itu, segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang tidak dapat dihindari.
2)
Epikurisme
Segala sesuatu
terdiri atas atom-atom yang senantiasa bergerak. Manusia akan bahagia jika mau
mengakui susunan dunia ini dan tidak boleh takut pada dewa-dewa.
3)
Neo Platonisme
Paham yang
ingin menghidupkan kembali filsafat Plato. Tokohnya adalah Plotinus. Seluruh
filsafatnya berkisar pada Allah sebagai “yang satu”. Segala sesuatu berasal
dari yang satu daningin kembali kepada nya.
C. ABAD PERTENGAHAN
1)
Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata Latin pater atau
bapak, yang artinya
para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas atau
golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang
beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang
menerimanya.
Bagi mereka yang menolak, alasannya karena
beranggapan bahwa sudah
mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila
mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka
yang menerima sebagai alasannya ber anggapan bahwa walaupun telah ada sumber
kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat
Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berpikir). Juga,
walaupun filsafat Yunani sebagai
kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai ciptaan Tuhan. Jadi, memakai/menerima filsafat
Yunani diperbolehkanselama dalam hal-hal tertentu tidak bertentangan
dengan agama.
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga
orang-orang yang menerima filsafat
Yunani menuduh bahwa mereka (orang‑orang Kristen yang menolak filsafat Yunani)
itu munafik. Kemudian, orang-orang
yang dituduh munafik tersebut menyangkal, bahwatuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang-orang yang
menolak filsafat Yunani mengatakan bahwa dirinyalah yang benar-benar hidup
sejalan dengan Tuhan.
2)
Masa Skolastik
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal
dari kataschool, yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran
atau yang berkaitan
dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah.filsafat
abad pertengahan.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas
skolastik, sebagai berikut.
a. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mempunyai
corak semata- mata agama. Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad
pertengahan yang religius.
b. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mengabdi
pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan
mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk. Dari rumusan
tsb kemudian muncul istilah skolastik Yahudi, skolastik Arab dll.
c. Filsafat Skolastik adalah
suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan
dimasukkan ke dalam bentuk
sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
d. Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena
banyak dipe ngaruhi oleh ajaran gereja.
D. ABAD MODERN
1)
IDEALISME
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang
menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa. ide-ide
dan pikiran atau yang sejenis dengan Itu. Aliran ini merupakan aliran yang
sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia. Mula-mula dalam
filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. yang
menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan
sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan
saja dari alam idea itu.
2)
MATERIALISME
Materialisme merupakan faham atau aliran yang
menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia
fisik adalah satu. Pada abad pertama masehi faham Materialisme tidak mendapat
tanggapan yang serius, bahkan pada abad pertengahan, orang menganggap asing
terhadap faham Materialisme ini. Baru pada jaman Aufklarung (pencerahan), Materialisme
mendapat tanggapan dan penganut yang penting di Eropah Barat. Pada abad ke-19
pertengahan, aliran Materialisme tumbuh subur di Barat. Faktor yang
menyebabkannya adalah bahwa orang merasa dengan faham Materialisme mempunyai
harapan-harapan yang besar atas hasil-hasil ilmu pengetahuan alam. Selain itu,
faham Materialisme ini praktis tidak memerlukan dali dalil yang muluk-muluk dan
abstrak, juga teorinya jelas berpegang pada kenyataan kenyataan yang jelas dan
mudah dimengerti.
3)
EMPIRISME
Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu “empiris”
yang berarti pengalaman inderawi. Oleh karena itu empirisme dinisbatkan kepada
faham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalan dan yang
dimaksudkan dengannya adalah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia
maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia.
Pada dasarnya Empirisme sangat bertentangan dengan
Rasionalisme. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari
ratio, sehingga pengenalan inderawi merupakan suatu bentuk pengenalan yang
kabur. sebaliknya Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari
pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas
dan sempurna. Adapun tokoh-tokoh Empirisme adalah :
1. Francis Bacon
(1210 -1292)
2. Thomas Hobbes (
1588 -1679)
3. John Locke ( 1632
-1704)
4. George Berkeley (
1665 -1753)
5. David Hume ( 1711
-1776)
6. Roger Bacon ( 1214
-1294)
4) RASIONALISME.
Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau
ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal. Selain itu, tidak ada
sumber kebenaran yang hakiki. Zaman Rasionalisme berlangsung dari pertengahan
abad ke XVII sampai akhir abad ke XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu
pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif daya akal budi (ratio) untuk
menemukan kebenaran. Ternyata, penggunaan akal budi yang demikian tidak
sia-sia, melihat tambahan ilmu pengetahuan yang besar sekali akibat perkembangan
yang pesat dari ilmu-ilmu alam. Maka tidak mengherankan bahwa pada abad-abad
berikut orang-orang yang Terpelajar Makin percaya pada akal budi mereka
sebagai sumber kebenaran tentang hidup dan dunia. Hal ini menjadi menampak lagi
pada bagian kedua abad ke XVII dan lebih lagi selama abad XVIII antara lain
karena pandangan baru terhadap dunia yang diberikan oleh Isaac Newton (1643
-1727). Adapun tokoh-tokoh Rasionalisme adalah :
1. Rene Descartes (1596 -1650)
2. Nicholas
Malerbranche (1638 -1775)
3. B. De Spinoza
(1632 -1677 M)
4. G.W.Leibniz
(1946-1716)
5. Christian Wolff
(1679 -1754)
6. Blaise Pascal
(1623 -1662 M)
5)
FENOMENALISME
Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau
faham yang menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran. Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala. Dia berbeda dengan
seorang ahli ilmu positif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi,
serta membuat hukum-hukum dan teori. Fenomenalisme bergerak di bidang yang
pasti. Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, “a way of looking at
things”.
Inti dari Fenomenalisme adalah tesis dari
“intensionalisme” yaitu hal yang disebut konstitusi. Menurut Intensionalisme
(Brentano) manusia menampakkan dirinya sebagai hal yang transenden, sintesa
dari objek dan subjek. Manusia sebagai entre au monde (mengada pada alam)
menjadi satu dengan alam itu.
6)
INTUSIONALISME
Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang
menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran.Intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan
pada penalaran.Jadi Intuisi adalah non-analitik dan tidak didasarkan atau suatu
pola berfikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan perasaan
7)
Masa Kntemprer
Masa
Kntempre dimulai pada abad ke-19 dan 20 dengan timbulnya berbagai aliran yang
berpengaruh seperti Positivisme, Marxisme, Eksistensialisme, Pragmatisme, Neo
Kantianisme, Neo Tomisme, dan Fenomenologi.
1)
Positivisme
Positivisme mulai pada filsuf A.Comte (1798-1857). A.Comte (sosiolog pertama) menyatakan bahwa pemikiran setiap manusia,pemikiran setiap ilmu dan pemikiran suku bangsa manusia pada umumnya melewati tiga tahap, yaitu: tahap teologis, tahap metafisis, dan tahap positif-ilmiah.
Positivisme mulai pada filsuf A.Comte (1798-1857). A.Comte (sosiolog pertama) menyatakan bahwa pemikiran setiap manusia,pemikiran setiap ilmu dan pemikiran suku bangsa manusia pada umumnya melewati tiga tahap, yaitu: tahap teologis, tahap metafisis, dan tahap positif-ilmiah.
2)
Marxisme
Tokohnya adalah Karl Max, Pemikiran Karl Max ditunjukkan dengan materialisme dialektis dan materialisme historis.
Tokohnya adalah Karl Max, Pemikiran Karl Max ditunjukkan dengan materialisme dialektis dan materialisme historis.
3)
Eksistensialisme
Eksistensialisme dipersiapkan dalam abad ke-19oleh S.Kierkegaard (1813-1855) dan F.Nietsche(1844-1900).Pada abad ke20 eksistensialisme menjadi aliran filsafat yang sangat penting.Filsuf-filsuf yang paling besar adalah K.Jaspars, M.Heideger, J.P.Sarte,G.Marcel dan Merleau Ponty.
Eksistensialisme dipersiapkan dalam abad ke-19oleh S.Kierkegaard (1813-1855) dan F.Nietsche(1844-1900).Pada abad ke20 eksistensialisme menjadi aliran filsafat yang sangat penting.Filsuf-filsuf yang paling besar adalah K.Jaspars, M.Heideger, J.P.Sarte,G.Marcel dan Merleau Ponty.
4)
Fenomenologi
Metode fenomenologi berasal dari E.Husserl (1859-1938) dan kemudian dikembangkan oleh M.Scheler (1874-1928) dan M.MerleauPonty. Fenomenologi mengatakan bahwa kita harus memperkenalkan gejala-gejala dengan menggunakan intuisi.
Metode fenomenologi berasal dari E.Husserl (1859-1938) dan kemudian dikembangkan oleh M.Scheler (1874-1928) dan M.MerleauPonty. Fenomenologi mengatakan bahwa kita harus memperkenalkan gejala-gejala dengan menggunakan intuisi.
Fenomenologi
(Inggris: Phenomenology) berasal dari bahasa Yunani phainomenon
dan logos. Phainomenon berarti tampak dan phainen berarti
memperlihatkan. Sedangkan logos berarti kata, ucapan, rasio, pertimbangan.
Dengan demikian, fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian
terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak. Lorens Bagus memberikan dua
pengertian terhadap fenomenologi. Dalam arti luas, fenomenologi berarti ilmu
tentang gejala-gejala atau apa saja yang tampak. Dalam arti sempit, ilmu
tentang gejala-gejala yang menampakkan diri pada kesadaran kita.
5)
Pragmatisme
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang
lahir diAmerika Serikat sekitar 1900.Tokoh-tokoh terpenting dari pragmatisme
adalah W.James(1842-1920) dan J.Dewey (1859-1914). Pragmatisme mengajarkan
bahwa ide-ide tidak “benar” atau “salah” melainkan ide-ide dijadikan benar oleh
suatu tindakan tertentu.
Pragmatisme
berasal dari dua kata yaitu pragma dan isme. Pragam berasal dari bahasa Yunani
yang berarti tindakan atau action. Sedangkan pengertian isme sama dengan
pengertian isme – isme yang lainnya yang merujuk pada cara berpikir atau suatu
aliran berpikir. Dengan demikian filsafat pragmatisme beranggapan bahwa fikiran
itu mengikuti tindakan.
Menurut
aliran ini, hakikat dari realiatas adalah segala sesuatu yang dialami
oleh manusia. Ia berpendapat bahwa inti dari realiatas adalah pengalam yang
dialami manusia. Ini yang kemudian menjadi penyebab bahwa pragmatisme lebih
memperhatikan hal yang bersifat keaktualan sehingga berimplikasi pada penentuan
nilai dan kebenaran. Dengan demikian nilai dan kebenaran dapat ditentukan dengan
melihat realitas yang terjadi di lapangan dan tidak lagi melihat faktor –
faktor lain semisal dosa atau tidak. Hal ini senada dengan apa yang dikataka
James, “Dunia nyata adalah dunia pengalaman manusia.”
6)
Neo-Kantianisme
Neo-Kantianisme berkembang terutama di Jerman.
Filsafat dalam aliran ini dianggap sebagai epistemolog dan kritik ilmu
pengetahuan. Tokoh-tokoh terpenting adalah E.Cassier (1874-1945),H.Rickert
(1863-1936), H.Vaihinger (1852-1933).Neo-Tomisme berkembang di dunia Katolik di
banyak negara di Eropa dan di Amerika.
Posting Komentar