Kenyamanan adalah anti tesis perjuangan (Agama) | Hakikat Perjuangan
Dalam logika pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel dikenal konsep “dialektika”, dalam bukunya philoshopy of right, negara dan
masyarakat sipil ditempatkan dalam kerangka dialektika yaitu keluarga sebagai
tesis, masyarakat sebagai anti tesis dan negara sebagai sintesis. Pemikiran ini
bertolak dari perkembangan keluarga menjadi masyarakat dan kemudian mucul peran
negara untuk mengayominya.
Proses Tesis, AntiTesis dan Sintesis. Dalam konteks pembahasan artikel ini
bermakna, tesis sebagai suatu kondisi yang sedang terjadi dan sudah dianggap
mapan. Sementara itu Anti Tesis adalah lawan dari Tesis, yakni suatu kondisi
diluar tesis, yang berusaha meruntuhkan kemapanan tesis. Kemudian Sintesis adalah
kompromisasi tesis dan anti tesis.
Sebagaimana judul tulisan ini, “Anti tesis perjuangan”, perjuangan dalam
konteks ini adalah perjuangan dalam arti hakiki, yakni perjuangan untuk
kebaikan dan keadilan. Atau jelasnya perjuangan menegakkan agama Allah dan perjuangan
mengamalkan kebenaran islam.
Islam sebagai sebuah kondisi yang diperjuangkan, dalam konsep dialektika
hegel disebut sebagai tesis. Islam adalah kondisi mapan yang terjadi hari ini,
yakni islam sebagai sebuah kondisi terus menerus, yang harus terus di-ijtihadkan
dan diupayakan pembaharuanya, yakni dengan terus melakukan upaya Tadjid.
Islam dengan segala petunjuk yang diberikan Allah dan yang diajarkan Rasul,
merupakan agama yang menyeluruh dan mencakup segala aspek kehidupan masyarakat.
Ibadah sebagai salah satu aspek yang paling dominan dalam agama islam, dalam
konteks petunjuk dan kejelasan perintah dapat dibagi menjadi dua yakni Ibadah Mahdah dan ghairu mahdah, ibadah mahdah
adalah ibadah yang petunjuk dan tata cara pelaksanaanya sudah ditetapakan Allah
SWT atau rasulNya, sementara itu ibadah Ghairu
Mahdah adalah ibadah yang petunjuk dan cara pelaksanaanya tidak diatur
secara detail dalam Islam.
Tadjid dalam ajaran islam, dapat dimaknasi dengan dua perspektif, yakni purifikasi dan dinamisasi (modernisasi).
Tadjid dalam perspektif purifikasi
adalah tadjid yang terus berusaha memurnikan ajaran islam (ibadah Mahdah) dari
hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran islam, tadjid ini berusaha mengembalikan
ajaran islam pada ajaran Sunnah Nabi Muhammad dan Al-Qur’an yang haqiqi atau
murni. Sementara itu tadjid dalam perspektif dinamisasi adalah upaya sadar dan
terus menerus, untuk membawa ajaran islam terus actual dalam konsdisi zaman
yang selalu berubah, ajaran islam ditafsiri secara kontekstual untuk
mengimbangi dan memberikan nilai pada upaya modernisasi.
Tadjid dalam upaya membawa ruh perjuangan dalam islam, memiliki anti
tesis yakni “kenyamanan”, kenapa kenyamanan? Karena kenyamanan adalah kondisi
jumut dan status quo yang takut dan phobia pada perubahan, padahal islam adalam
agama yang dinamis dan sangat fleksibel. Akibat dari kondisi “nyaman “adalah Islam
akan menjadi agama yang mistis(sacral) dan cenderung tidak memiliki peran dalam
perubahan social. Hal inilah yang diaggap karl mark sebagai “agama adalah candu”
yakni suatu kondisi dimana agama yang tidak rasional, dan membawa penganutnya
terbaya kepada untaian khayalan dan lupa akan masalah social dan kemanusiaan.
Dalam konteks apapun, kondisi nyaman adalah konsisi yang harus
dihindari, kondisi yang harus dinegasikan dan dibuang jauh-jauh. Karena kondisi
inilah yang menumpulkan dan membuat semangat perjuangan tercerabut dari
akarnya. Perjuangan adalah kondisi sadar dan berkelanjutan, untuk membawa
nilai-nilai perjuangan terus ada. Dan saya pikir semua pejuang yang benar-benar
memiliki rasa untuk berjuang dan memiliki alasan jelas dalam perjuanganya akan
merasakan dan menemui hal ini. Semoga kita bias menjadi salah satu perjuang
yang pecaya akan nilai-nilai perjuangan.
dalam kerinduan
Surabaya 17 Maret
Yusuf Bahtiyar
Posting Komentar